Dua mahasiswa Program Magister Fisika Angkatan 2024 Ganjil, Departemen Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Rafiqa Wulandani dan Rafli Fandu Ramadhani, mengikuti Sakura Science Exchange Program yang diselenggarakan di Mie University, Jepang, pada 2–4 Desember 2025. Program ini merupakan kegiatan pertukaran internasional yang didukung penuh oleh Japan Science and Technology Agency (JST) dalam rangka penguatan kapasitas riset dan kolaborasi global.
Kesempatan ini terwujud melalui kerja sama riset yang telah terbangun erat antara Prof. Edi Suharyadi (Kelompok Riset ES-Club, Fisika UGM) dan Prof. Kohji Nakamura (Graduate School of Engineering, Mie University) khususnya dalam bidang material fungsional, nanostruktur, dan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR). Seleksi peserta dilakukan secara internal di kelompok riset ES-Club berdasarkan fokus penelitian, serta potensi kolaborasi ke depan.
Program tahun ini mengangkat tema “First-principles materials design training program for the development of energy-conversion materials.” Selama kegiatan, para peserta memperoleh pelatihan komputasi lanjutan, mulai dari instalasi perangkat dan software scientific (conda, gfortran, FLAPW), pengenalan perhitungan first-principles, hingga simulasi material seperti Si-diamond dan CsPbX₃ (X=I, Br, Cl) perovskite. Peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan demo perhitungan terhadap material penelitian masing-masing, termasuk topik SPR eksperimental yang tengah dikembangkan oleh mahasiswa UGM.
Selain kegiatan akademik, program ini juga diisi dengan kunjungan industri ke Hikari-Kikai Seisakusyo Co. Ltd., serta aktivitas pertukaran budaya melalui kunjungan ke Okage-Yokocyo Street dan Ise Grand Shrine, salah satu situs spiritual tertua di Jepang. Interaksi dengan mahasiswa dari Jepang, Indonesia (UGM & ITB), Maroko (UMI), dan Senegal (UGB) turut memperluas jejaring ilmiah internasional.
Bagi Rafiqa, pengalaman ini memberikan pemahaman penting mengenai integrasi antara eksperimen dan teori. “Sebagai kunjungan pertama saya ke Jepang, saya sangat terkesan dengan lingkungan yang tertata rapi, budaya kerja yang disiplin, serta suasana akademik yang hangat dan suportif, bahkan di tengah udara musim dingin. Datang dari latar belakang yang lebih eksperimental, dunia komputasi material sebelumnya terasa cukup asing bagi saya. Melalui program ini, saya mendapat gambaran yang lebih jauh tentang bagaimana pemodelan dan simulasi dapat digunakan untuk merancang dan memprediksi sifat material, sekaligus melihat langsung bagaimana kerja tim lintas negara memperkaya proses riset. Saya sangat berterima kasih kepada JST, Mie University, dan UGM atas kesempatan berharga untuk menjadi bagian dari Sakura Science Program ini,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Rafli menyampaikan apresiasinya terhadap kesempatan yang diberikan.
“Kesempatan ini sungguh luar biasa. Pertama kali ke Jepang, kami belajar banyak, bertemu teman-teman baru, dan merasakan keramahan semua orang di tengah musim dingin. Program ini membuka wawasan saya tentang komputasi material dan pentingnya kolaborasi riset internasional. Saya sangat berterima kasih khususnya kepada Prof Edi dan Prof Nakamura atas kesempatan yang diberikan dan berharap bisa kembali suatu hari nanti,” tutur Rafli.
Program ini ditutup dengan presentasi singkat tiap kelompok negara, diskusi bersama kelompok, serta penyerahan sertifikat resmi dari JST sebagai bentuk penyelesaian kegiatan.
Melalui partisipasi dalam program ini, Rafiqa dan Rafli berharap semakin banyak mahasiswa Departemen Fisika UGM yang dapat berpartisipasi dalam kerja sama riset internasional demi mendukung peningkatan daya saing global di bidang sains dan teknologi.



